Panduan ini akan memandu Anda melalui proses instalasi dan konfigurasi PHP pada VPS Linux. Ini mencakup langkah-langkah untuk menginstal PHP, ekstensi yang diperlukan, dan mengonfigurasi PHP untuk bekerja dengan server web Anda.
Menginstal PHP di VPS Linux: Panduan Langkah demi Langkah
Untuk memulai perjalanan Anda dalam pengembangan web di VPS Linux, langkah penting pertama adalah menginstal PHP. Proses ini, meskipun tampak menakutkan bagi pemula, sebenarnya cukup mudah jika Anda mengikuti langkah-langkah yang tepat. Pertama, Anda harus mengakses server Anda melalui SSH. Ini dapat dilakukan menggunakan klien SSH seperti PuTTY di Windows atau terminal di macOS dan Linux. Setelah terhubung, Anda akan berinteraksi dengan server Anda melalui baris perintah.
Selanjutnya, Anda perlu memperbarui daftar paket server Anda. Ini memastikan bahwa Anda menginstal versi terbaru dari PHP dan dependensinya. Untuk melakukan ini, Anda akan menjalankan perintah sudo apt update untuk sistem berbasis Debian atau Ubuntu, atau sudo yum update untuk sistem berbasis CentOS atau Fedora. Perintah ini akan mengambil daftar paket terbaru dari repositori server Anda. Setelah pembaruan selesai, Anda dapat melanjutkan dengan menginstal PHP.
Sekarang, untuk menginstal PHP, Anda akan menggunakan manajer paket. Untuk sistem berbasis Debian atau Ubuntu, perintahnya adalah sudo apt install php. Ini akan menginstal PHP dan paket-paket penting lainnya yang diperlukan untuk fungsionalitasnya. Untuk sistem berbasis CentOS atau Fedora, perintah yang setara adalah sudo yum install php. Setelah Anda menjalankan perintah ini, manajer paket akan mengunduh dan menginstal PHP dan dependensinya. Proses ini mungkin memakan waktu beberapa menit, tergantung pada kecepatan koneksi internet Anda.
Setelah instalasi selesai, Anda perlu memverifikasi bahwa PHP telah diinstal dengan benar. Anda dapat melakukan ini dengan menjalankan perintah php -v. Perintah ini akan menampilkan versi PHP yang diinstal di server Anda. Jika Anda melihat informasi versi, itu berarti PHP telah berhasil diinstal. Selain itu, Anda mungkin perlu menginstal ekstensi PHP tambahan, tergantung pada kebutuhan aplikasi web Anda. Ekstensi umum termasuk php-mysql untuk koneksi database MySQL, php-gd untuk manipulasi gambar, dan php-curl untuk membuat permintaan HTTP. Anda dapat menginstal ekstensi ini menggunakan manajer paket yang sama, misalnya, sudo apt install php-mysql php-gd php-curl untuk sistem berbasis Debian atau Ubuntu.
Setelah PHP diinstal dan diverifikasi, langkah selanjutnya adalah mengonfigurasinya. Konfigurasi PHP dikelola melalui file php.ini. Lokasi file ini dapat bervariasi tergantung pada sistem operasi Anda, tetapi biasanya terletak di /etc/php//cli/php.ini atau /etc/php//apache2/php.ini. Anda dapat mengedit file ini menggunakan editor teks seperti nano atau vim. Di dalam file ini, Anda dapat menyesuaikan berbagai pengaturan PHP, seperti batas memori, batas waktu eksekusi, dan penanganan kesalahan. Misalnya, Anda dapat meningkatkan batas memori dengan mencari baris memory_limit dan mengubah nilainya.
Selain itu, Anda mungkin perlu mengonfigurasi PHP untuk bekerja dengan server web Anda, seperti Apache atau Nginx. Ini biasanya melibatkan konfigurasi server web untuk memproses file PHP. Untuk Apache, ini biasanya dilakukan dengan mengaktifkan modul php. Untuk Nginx, Anda perlu mengonfigurasi blok server untuk meneruskan permintaan PHP ke prosesor PHP-FPM. Proses konfigurasi ini dapat bervariasi tergantung pada server web yang Anda gunakan, jadi penting untuk berkonsultasi dengan dokumentasi server web Anda untuk detail lebih lanjut.
Terakhir, setelah Anda mengonfigurasi PHP dan server web Anda, Anda harus me-restart server web Anda agar perubahan diterapkan. Ini dapat dilakukan dengan menjalankan perintah seperti sudo systemctl restart apache2 atau sudo systemctl restart nginx. Setelah server web di-restart, PHP akan dikonfigurasi dan siap untuk digunakan. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda telah berhasil menginstal dan mengonfigurasi PHP di VPS Linux Anda, membuka jalan bagi pengembangan web yang kuat.
Mengonfigurasi PHP untuk Performa Optimal di VPS Linux
Performa website adalah kunci keberhasilan di era digital saat ini. Pengguna internet mengharapkan website yang cepat dan responsif. Salah satu faktor penting yang memengaruhi performa website adalah konfigurasi PHP, terutama jika website Anda berjalan di atas VPS Linux. Konfigurasi PHP yang tidak optimal dapat menyebabkan website lambat, bahkan down. Artikel ini akan membahas langkah-langkah penting untuk mengonfigurasi PHP agar performa website Anda di VPS Linux menjadi optimal.
Mengapa Konfigurasi PHP Penting?
PHP adalah bahasa pemrograman server-side yang banyak digunakan untuk membangun website dinamis. Konfigurasi PHP yang tepat akan memastikan bahwa PHP dapat memproses permintaan pengguna dengan efisien. Beberapa alasan mengapa konfigurasi PHP penting:
- Kecepatan Website: Konfigurasi yang baik akan mempercepat waktu loading halaman website.
- Skalabilitas: Website dapat menangani lebih banyak traffic tanpa mengalami penurunan performa.
- Stabilitas: Mengurangi risiko error dan crash pada website.
- Efisiensi Sumber Daya: Mengoptimalkan penggunaan CPU dan RAM server.
Langkah-Langkah Mengoptimalkan Konfigurasi PHP
Berikut adalah beberapa langkah penting yang dapat Anda lakukan untuk mengoptimalkan konfigurasi PHP di VPS Linux:
1. Memilih Versi PHP yang Tepat
Versi PHP yang Anda gunakan sangat memengaruhi performa. Versi PHP yang lebih baru biasanya memiliki peningkatan performa dan keamanan. Misalnya, PHP 7.4 dan PHP 8.x menawarkan peningkatan signifikan dibandingkan versi sebelumnya. Pastikan Anda menggunakan versi PHP yang didukung dan stabil.
- Contoh: Migrasi dari PHP 5.6 ke PHP 7.4 dapat meningkatkan performa website hingga 2-3 kali lipat, berdasarkan beberapa studi kasus.
- Tips: Selalu periksa changelog dan benchmark sebelum melakukan upgrade versi PHP.
2. Menggunakan Opcode Cache
Opcode cache menyimpan kode PHP yang telah dikompilasi dalam memori, sehingga tidak perlu dikompilasi ulang setiap kali ada permintaan. Ini dapat meningkatkan performa website secara signifikan. Beberapa opsi opcode cache yang populer adalah:
- OPcache: Merupakan opcode cache bawaan PHP yang sangat direkomendasikan.
- APC (Alternative PHP Cache): Meskipun sudah tidak dikembangkan secara aktif, APC masih digunakan di beberapa sistem lama.
Contoh Konfigurasi OPcache (dalam php.ini):
opcache.enable=1opcache.enable_cli=1opcache.memory_consumption=256opcache.interned_strings_buffer=16opcache.max_accelerated_files=10000opcache.validate_timestamps=0
3. Mengatur Memory Limit
Memory limit menentukan berapa banyak memori yang dapat digunakan oleh skrip PHP. Jika memory limit terlalu kecil, skrip dapat gagal atau berjalan lambat. Namun, jika terlalu besar, dapat memboroskan sumber daya server. Atur memory limit sesuai dengan kebutuhan aplikasi Anda.
- Contoh: Untuk aplikasi sederhana, 128MB mungkin cukup. Untuk aplikasi yang lebih kompleks, 256MB atau lebih mungkin diperlukan.
- Tips: Pantau penggunaan memori aplikasi Anda dan sesuaikan memory limit sesuai kebutuhan.
Contoh Konfigurasi Memory Limit (dalam php.ini):
memory_limit = 256M
4. Mengaktifkan Realpath Cache
Realpath cache menyimpan hasil resolusi path file, sehingga PHP tidak perlu melakukan resolusi path setiap kali file diakses. Ini dapat meningkatkan performa, terutama jika aplikasi Anda sering mengakses file.
Contoh Konfigurasi Realpath Cache (dalam php.ini):
realpath_cache_size = 4096krealpath_cache_ttl = 120
5. Menggunakan PHP-FPM
PHP-FPM (FastCGI Process Manager) adalah alternatif dari CGI yang lebih efisien. PHP-FPM memungkinkan PHP untuk berjalan sebagai proses terpisah, sehingga lebih stabil dan efisien dalam menangani banyak permintaan.
- Keuntungan: Manajemen proses yang lebih baik, load balancing, dan kemampuan untuk mengatur user dan group.
- Tips: Konfigurasikan PHP-FPM dengan benar, termasuk jumlah worker dan child process.
6. Menonaktifkan Fungsi yang Tidak Digunakan
Beberapa fungsi PHP mungkin tidak diperlukan oleh aplikasi Anda. Menonaktifkan fungsi-fungsi ini dapat meningkatkan keamanan dan sedikit meningkatkan performa.
Contoh Konfigurasi Disable Functions (dalam php.ini):
disable_functions = exec,passthru,shell_exec,system,proc_open,popen,curl_exec,curl_multi_exec,parse_ini_file,show_source
7. Menggunakan Database Connection Pooling
Jika aplikasi Anda sering berinteraksi dengan database, menggunakan connection pooling dapat meningkatkan performa. Connection pooling memungkinkan koneksi database digunakan kembali, sehingga mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk membuat koneksi baru.
- Contoh: Gunakan library seperti PDO dengan connection pooling.
- Tips: Konfigurasikan connection pool dengan benar, termasuk jumlah koneksi maksimum dan waktu idle.
Data Konfigurasi PHP untuk Performa Optimal
Parameter | Nilai Rekomendasi | Penjelasan |
---|---|---|
opcache.enable |
1 |
Mengaktifkan OPcache |
opcache.enable_cli |
1 |
Mengaktifkan OPcache untuk CLI |
opcache.memory_consumption |
256 (MB) |
Alokasi memori untuk OPcache |
opcache.interned_strings_buffer |
16 (MB) |
Alokasi memori untuk interned strings |
opcache.max_accelerated_files |
10000 |
Jumlah maksimum file yang dapat di-cache |
opcache.validate_timestamps |
0 |
Nonaktifkan validasi timestamp (untuk lingkungan produksi) |
memory_limit |
256 (MB) atau lebih |
Batas memori untuk skrip PHP |
realpath_cache_size |
4096 (KB) |
Ukuran realpath cache |
realpath_cache_ttl |
120 (detik) |
Waktu cache untuk realpath |
disable_functions |
exec,passthru,shell_exec,system,proc_open,popen,curl_exec,curl_multi_exec,parse_ini_file,show_source (atau sesuai kebutuhan) |
Fungsi PHP yang dinonaktifkan |
Sehingga ..
Mengonfigurasi PHP untuk performa optimal di VPS Linux adalah proses yang berkelanjutan. Anda perlu memantau performa website Anda secara berkala dan menyesuaikan konfigurasi PHP sesuai kebutuhan. Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda dapat meningkatkan kecepatan, skalabilitas, dan stabilitas website Anda, sehingga memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik.
Mengamankan Instalasi PHP Anda di VPS Linux
Setelah berhasil menginstal PHP di VPS Linux Anda, langkah selanjutnya yang sangat penting adalah mengamankan instalasi Anda. Ini adalah langkah penting karena PHP, seperti perangkat lunak lainnya, dapat menjadi target kerentanan keamanan jika tidak dikonfigurasi dengan benar. Oleh karena itu, beberapa langkah harus diambil untuk memastikan bahwa lingkungan PHP Anda aman dan terlindungi dari potensi ancaman.
Pertama, salah satu langkah keamanan yang paling penting adalah menonaktifkan fungsi PHP yang tidak perlu. PHP hadir dengan berbagai fungsi bawaan, beberapa di antaranya dapat menimbulkan risiko keamanan jika disalahgunakan. Untuk mengatasi hal ini, Anda dapat mengedit file konfigurasi php.ini dan menonaktifkan fungsi-fungsi seperti exec(), system(), shell_exec(), dan passthru(). Fungsi-fungsi ini memungkinkan PHP untuk menjalankan perintah sistem, yang dapat dieksploitasi oleh penyerang untuk mendapatkan akses tidak sah ke server Anda. Dengan menonaktifkannya, Anda secara signifikan mengurangi potensi serangan.
Selain itu, penting untuk mengonfigurasi PHP untuk mencatat kesalahan dengan benar. Secara default, PHP dapat menampilkan kesalahan langsung ke browser, yang dapat memberikan informasi berharga kepada penyerang tentang konfigurasi server Anda dan potensi kerentanan. Untuk mencegah hal ini, Anda harus mengonfigurasi PHP untuk mencatat kesalahan ke file log, yang dapat Anda tinjau secara berkala untuk mengidentifikasi potensi masalah. Ini dapat dilakukan dengan memodifikasi pengaturan log_errors dan error_log dalam file php.ini.
Selanjutnya, Anda harus memastikan bahwa Anda selalu menggunakan versi PHP terbaru. Versi PHP baru sering kali menyertakan perbaikan keamanan dan patch yang mengatasi kerentanan yang diketahui. Dengan tetap menggunakan versi terbaru, Anda dapat memastikan bahwa server Anda terlindungi dari ancaman yang diketahui. Selain itu, Anda harus secara teratur memantau pembaruan keamanan dan patch untuk PHP dan komponen terkait lainnya, seperti ekstensi dan pustaka.
Selain itu, Anda harus membatasi akses ke file konfigurasi PHP Anda. File php.ini berisi informasi sensitif tentang konfigurasi PHP Anda, dan akses tidak sah ke file ini dapat memungkinkan penyerang untuk memanipulasi pengaturan PHP Anda. Untuk mencegah hal ini, Anda harus memastikan bahwa file php.ini hanya dapat diakses oleh pengguna root atau pengguna yang memiliki hak istimewa. Ini dapat dilakukan dengan mengatur izin file yang sesuai.
Selain itu, Anda harus mempertimbangkan untuk menggunakan firewall untuk membatasi akses ke server Anda. Firewall dapat membantu memblokir lalu lintas yang tidak sah dan mencegah penyerang mengakses server Anda. Anda dapat mengonfigurasi firewall untuk hanya mengizinkan lalu lintas dari alamat IP atau rentang IP tertentu, yang dapat membantu mengurangi risiko serangan.
Terakhir, penting untuk secara teratur memantau server Anda untuk aktivitas yang mencurigakan. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat pemantauan server dan meninjau log server Anda secara berkala. Dengan memantau server Anda, Anda dapat mengidentifikasi potensi serangan dan mengambil tindakan yang tepat untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat secara signifikan meningkatkan keamanan instalasi PHP Anda di VPS Linux Anda dan melindungi server Anda dari potensi ancaman.
Memecahkan Masalah Umum PHP di VPS Linux
Setelah berhasil menginstal dan mengonfigurasi PHP di VPS Linux Anda, Anda mungkin akan menghadapi beberapa masalah umum. Memecahkan masalah ini secara efektif sangat penting untuk memastikan aplikasi web Anda berjalan dengan lancar dan efisien. Salah satu masalah yang sering ditemui adalah kesalahan konfigurasi PHP. Ini dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti kesalahan sintaks dalam file php.ini, ekstensi yang hilang, atau pengaturan yang tidak tepat untuk aplikasi Anda. Oleh karena itu, langkah pertama dalam memecahkan masalah adalah memeriksa file konfigurasi PHP Anda dengan cermat. Perhatikan setiap kesalahan sintaks atau pengaturan yang salah yang mungkin menyebabkan masalah. Selain itu, pastikan bahwa semua ekstensi yang diperlukan untuk aplikasi Anda diaktifkan.
Selanjutnya, masalah umum lainnya adalah kesalahan yang terkait dengan izin file. PHP, sebagai bahasa sisi server, perlu membaca dan menulis file di server Anda. Jika izin file tidak dikonfigurasi dengan benar, PHP mungkin tidak dapat mengakses file yang diperlukan, yang menyebabkan kesalahan. Untuk mengatasi masalah ini, Anda perlu memastikan bahwa pengguna web server (biasanya www-data atau apache) memiliki izin yang diperlukan untuk membaca dan menulis file yang relevan. Anda dapat menggunakan perintah chown dan chmod untuk mengubah kepemilikan dan izin file. Namun, berhati-hatilah saat mengubah izin file, karena konfigurasi yang salah dapat menimbulkan risiko keamanan.
Selain itu, masalah kinerja juga dapat muncul setelah menginstal PHP. Aplikasi web yang lambat dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk konfigurasi PHP yang tidak efisien, penggunaan sumber daya yang berlebihan, atau kode yang tidak dioptimalkan. Untuk mengatasi masalah kinerja, Anda dapat mulai dengan mengaktifkan caching PHP, seperti OPcache. Caching dapat secara signifikan meningkatkan kinerja aplikasi Anda dengan menyimpan kode PHP yang dikompilasi dalam memori. Selain itu, Anda dapat memantau penggunaan sumber daya server Anda, seperti CPU dan RAM, untuk mengidentifikasi potensi hambatan. Jika Anda menemukan bahwa aplikasi Anda menggunakan terlalu banyak sumber daya, Anda mungkin perlu mengoptimalkan kode Anda atau meningkatkan sumber daya server Anda.
Selain itu, masalah yang terkait dengan database juga dapat memengaruhi aplikasi PHP Anda. Jika aplikasi Anda tidak dapat terhubung ke database, atau jika kueri database berjalan lambat, Anda mungkin akan mengalami kesalahan. Untuk mengatasi masalah ini, Anda perlu memastikan bahwa kredensial database Anda dikonfigurasi dengan benar dalam file konfigurasi PHP Anda. Selain itu, Anda dapat menggunakan alat pemantauan database untuk mengidentifikasi kueri yang lambat atau masalah kinerja lainnya. Mengoptimalkan kueri database Anda dan menggunakan pengindeksan yang tepat dapat membantu meningkatkan kinerja aplikasi Anda.
Terakhir, penting untuk selalu memperbarui PHP dan ekstensi Anda ke versi terbaru. Pembaruan sering kali menyertakan perbaikan bug dan peningkatan keamanan yang dapat membantu mencegah masalah dan kerentanan. Anda dapat menggunakan manajer paket sistem Anda untuk memperbarui PHP dan ekstensi Anda. Selain itu, Anda harus secara teratur memeriksa log server Anda untuk kesalahan atau peringatan yang mungkin menunjukkan masalah. Dengan memantau log Anda dan mengambil tindakan yang tepat, Anda dapat mencegah masalah kecil menjadi masalah besar. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat memecahkan masalah umum PHP di VPS Linux Anda dan memastikan bahwa aplikasi web Anda berjalan dengan lancar dan efisien.
Kesimpulan
Setelah berhasil menginstal PHP di VPS Linux Anda, langkah selanjutnya adalah mengonfigurasinya untuk kinerja optimal. Konfigurasi ini sangat penting untuk memastikan bahwa aplikasi web Anda berjalan dengan lancar dan efisien, terutama di bawah beban lalu lintas yang tinggi. Oleh karena itu, mari kita selidiki beberapa aspek utama dari konfigurasi PHP yang dapat memengaruhi kinerja.
Pertama, salah satu file konfigurasi utama yang perlu Anda perhatikan adalah php.ini. File ini mengontrol berbagai aspek perilaku PHP, dan menyesuaikannya dengan kebutuhan spesifik Anda dapat menghasilkan peningkatan kinerja yang signifikan. Misalnya, Anda dapat menyesuaikan batas memori yang dialokasikan untuk skrip PHP. Secara default, batas ini mungkin terlalu rendah untuk aplikasi yang lebih kompleks, yang dapat menyebabkan kesalahan atau kinerja yang lambat. Dengan meningkatkan batas memori, Anda dapat memastikan bahwa skrip Anda memiliki sumber daya yang diperlukan untuk berjalan dengan lancar. Selain itu, Anda juga dapat mengonfigurasi pengaturan seperti max_execution_time, yang menentukan berapa lama skrip dapat berjalan sebelum dihentikan. Menyesuaikan pengaturan ini dapat membantu mencegah skrip yang berjalan lama memengaruhi kinerja server Anda.
Selanjutnya, mengaktifkan modul PHP yang tepat juga penting untuk kinerja. PHP hadir dengan berbagai modul, masing-masing menyediakan fungsionalitas tambahan. Namun, tidak semua modul diperlukan untuk setiap aplikasi. Dengan hanya mengaktifkan modul yang Anda butuhkan, Anda dapat mengurangi overhead dan meningkatkan kinerja. Misalnya, jika aplikasi Anda tidak menggunakan database MySQL, Anda dapat menonaktifkan modul MySQL. Demikian pula, jika Anda tidak menggunakan fungsi pemrosesan gambar, Anda dapat menonaktifkan modul GD. Dengan hanya mengaktifkan modul yang diperlukan, Anda dapat mengurangi jejak memori PHP dan meningkatkan kinerja secara keseluruhan.
Selain itu, mengonfigurasi cache opcode PHP adalah langkah penting lainnya untuk kinerja. Cache opcode menyimpan kode PHP yang dikompilasi dalam memori, yang berarti bahwa PHP tidak perlu mengompilasi ulang kode setiap kali dijalankan. Ini dapat menghasilkan peningkatan kinerja yang signifikan, terutama untuk aplikasi yang sering diakses. Ada beberapa cache opcode yang tersedia, seperti OPcache dan APCu. OPcache adalah cache opcode yang direkomendasikan untuk PHP 5.5 dan yang lebih baru, dan biasanya diaktifkan secara default. Namun, Anda mungkin perlu menyesuaikan pengaturannya untuk kinerja optimal. Misalnya, Anda dapat meningkatkan jumlah memori yang dialokasikan untuk cache opcode.
Selain itu, mengonfigurasi penanganan kesalahan PHP juga penting untuk kinerja. Secara default, PHP akan menampilkan kesalahan ke browser, yang dapat menjadi masalah keamanan dan kinerja. Untuk alasan keamanan, Anda harus menonaktifkan tampilan kesalahan di lingkungan produksi. Sebagai gantinya, Anda harus mencatat kesalahan ke file log, yang dapat Anda gunakan untuk mendiagnosis masalah. Selain itu, Anda juga dapat mengonfigurasi PHP untuk menangani kesalahan dengan lebih anggun, yang dapat membantu mencegah aplikasi Anda mogok.
Terakhir, penting untuk memantau kinerja PHP Anda secara teratur. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai alat pemantauan, seperti top dan htop. Alat-alat ini dapat memberi Anda informasi tentang penggunaan CPU, penggunaan memori, dan metrik kinerja lainnya. Dengan memantau kinerja PHP Anda, Anda dapat mengidentifikasi masalah dan mengambil langkah-langkah untuk mengatasinya. Selain itu, Anda juga dapat menggunakan alat pemrofilan untuk mengidentifikasi bagian kode Anda yang paling lambat. Dengan mengoptimalkan bagian kode ini, Anda dapat meningkatkan kinerja aplikasi Anda secara keseluruhan. Dengan demikian, mengonfigurasi PHP untuk kinerja optimal adalah proses berkelanjutan yang memerlukan pemantauan dan penyesuaian yang berkelanjutan. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat memastikan bahwa aplikasi web Anda berjalan dengan lancar dan efisien di VPS Linux Anda.
Untuk menginstal dan mengonfigurasi PHP pada VPS Linux, Anda perlu menginstal paket PHP dan ekstensi yang diperlukan menggunakan manajer paket sistem Anda (misalnya, apt untuk Debian/Ubuntu, yum untuk CentOS/RHEL). Setelah instalasi, konfigurasi PHP dapat disesuaikan melalui file php.ini. Anda juga perlu mengonfigurasi server web (seperti Apache atau Nginx) untuk memproses file PHP. Terakhir, restart server web untuk menerapkan perubahan.